Tuesday, September 08, 2009

Keuntungan Tuan Rumah

Pernah lihat pertandingan olahraga antara tim tuan rumah melawan tim tandang ?
Saya beberapa kali menyaksikan pertandingan seperti itu. Misalnya waktu pertandingan bulutangkis Thomas Cup di Jakarta antara Indonesia melawan China. Atau pertandingan sepakbola MU di Old Trafford antara MU melawan Chelsea. Entah mengapa, biasanya tim tuan rumah merasa lebih percaya diri dan lebih sering menang di kandang sendiri daripada tim tandang.

Tim tuan rumah umumnya mendapat dukungan yang luar biasa dari penontonnya. Dukungan diperoleh dari sejumlah tradisi-tradisi yang memang dikembangkan. Misalnya dengan nyanyian, suara tepukan, teriakan, dsb. Pemain tim tuan rumah juga lebih mengenali setiap titik di lapangan bertandingnya. Mereka tahu area mana yang jelek, ubin mana yang pecah, rumput mana yang gundul, dsb. Hal ini membuat mereka merasa lebih aman waktu bertanding, apalagi karena bermain di area sendiri.

Jadi secara umum bisa disimpulkan bahwa jika sebuah tim berada di kandangnya sendiri, maka performance mereka umumnya akan lebih baik. Mereka akan lebih percaya diri dan kans untuk menang menjadi lebih besar. Hal ini yang kemudian dikenal dengan istilah Keuntungan Tuan Rumah (Homecourt Advantage).

Dari pengamatan ini, kita bisa menemukan beberapa insight menarik yang bisa kita bawa ke dalam ruang belajar kita. Bayangkan jika peserta didik datang ke kelas kita bertingkah laku seperti tim tandang. Mereka merasa tidak nyaman dengan kelasnya, tidak mendapat dukungan, tidak merasa aman, dsb. Dalam kondisi ini tentu saja performance mereka dalam belajar tidak akan optimal.

Tapi bayangkan jika para peserta didik kita merasa seperti berada di rumahnya sendiri. Mereka akan bertingkah laku seperti tim tuan rumah. Mereka merasa mendapat dukungan, merasa aman, dan merasa menjadi anggota yang diterima di kelasnya. Dengan kondisi seperti ini, maka mereka akan dapat menampilkan performancenya dalam belajar secara optimal.

Sebagai pengajar, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menciptakan suasana yang bisa membuat para peserta didik merasa di rumahnya sendiri. Dengan demikian, para peserta didik akan memperoleh sejumlah keuntungan dari situasi ini. Beberapa cara yang disarankan dalam quantum teaching misalnya : membangun tradisi-tradisi di kelas untuk membuat peserta merasa diterima di kelasnya (muncul sense of belonging), gunakan kata-kata positif yang mendukung dan tidak menyalahkan peserta didik. Ingat bahwa kesalahan adalah awal dari proses belajar. Selain itu, pengajar juga perlu menciptakan suasana aman (secara fisik dan psikologis) bagi peserta didik, sehingga mereka tidak memiliki kecemasan dalam belajar. Dengan demikian, diharapkan mereka bisa belajar secara optimal.

Bagaimana dengan Anda sendiri. Apa yang akan Anda lakukan untuk menumbuhkan perasaan berada di rumah sendiri bagi para peserta didik Anda ?
(PEL/BH)

No comments:

Post a Comment